Halaman

Sabtu, 06 Juli 2013

Meneguhkan Iman dalam Menanti Ramadan

RAMADAN sebentar lagi tiba. Ada secercah kebahagiaan yang pasti merasuki sanubari kita. Di bulan itu, Allah memudahkan kita untuk beramal saleh, seperti membantu orang lain, bersedekah, dan berzakat. Ganjaran amal saleh itu tiada bandingnya dengan bulan lain.

Kita merindukan semangat ibadah di dalamnya karena satu bulan itu adalah bekal untuk 11 bulan ke depan.

Gemblengan Ramadan yang akan kita masuki dapat mengantarkan kita menjadi orang kuat dalam keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Tapi, akankah di bulanbulan berikutnya kita bisa bertahan dengan keimanan seperti layaknya di Ramadan?

Mumpung Ramadan belum tiba, kita harus bersiap-siaga untuk menyongsongnya. Pupuk iman kita dengan amal kebaikan yang banyak di bulan Sya’ban mulia ini.

Iman seseorang senantiasa berubah atau fluktuatif. Di saat tertentu berada dalam titik kelezatan dan dalam puncak keimanan. Hal tersebut dikarenakan seorang hamba begitu dekat dengan Allah SWT dengan kualitas ibadah yang dilakukannya.

Ada kalanya dia berada di titik terendah, indikasinya malas beribadah. Di saat itu, kualitas dan kuantitas ibadah menurun.

Kalau sudah terasa iman kita sedang rendah, ibadah terasa garing dan perlahan-lahan nafsu keduniawaian akan membawa diri kita dan terasa kita menjauhi akhirat.

Ada beberapa tips agar iman kita terasa tetap tebal dan berada dalam puncak kelezatan dan siap menyongsong Ramadan mulia.

Pertama, tancapkan pada hati bahwa Allah tujuan kita. Kita adalah hamba-Nya dan sudah barang tentu kehidupan dunia yang kita lalui adalah bekal untuk bertemu dengan-Nya.

Ayat-ayat Allah (Alquran) harus kita baca dan dengar. Allah harus selalu kita ingat agar perbuatan dan pekerjaan kita tidak melenceng dari orientasi kepada-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS Ali Imran: 102)

Kedua, lekatkan di hati kita kerinduan pada Rasulullah SAW, niscaya kita akan semakin dekat dengan Rasulullah SAW dan selalu kuat mengikuti sunnahnya.

Seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah SAW balik bertanya : “Apakah yang telah Engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab , “WahaiRasulullah, aku telah salat, puasa, dan, bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun, di dalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah SAW pun menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak Engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim)

Ketiga, belajarlah dari para shalafussholih. Mereka adalah generasi awal dan generasi terbaik yang Allah turunkan di bumi ini. Mereka mempunyai kadar keimanan lebih yang diibaratkan sebesar Gunung Uhud, sementara kadar keimanan kita diibaratkan tak lebih dari sebutir debu di Gunung Uhud.

Khalifah Umar RA pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya.

Sejarah lain menceritakan tentangl umrahnya seorang tabi’in mengkhatamkan Alquran dalam tiga hari. Bahkan, ada yang satu kali khatam dalam salatnya.

Atau, cerita tentang seorang saleh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah melakukan salat wajib secara sendiri, melainkan berjamaah di masjid. Atau, seorang saleh yang setiap harinya melakukan introspeksi diri dan memaafkan kesalahan orang lain.

Inilah sebauah inspirasi dari parasahabat dan shalafusshalih yang selayaknya bisa meningkatkan keimanan kita.

Keempat, istiqomah dengan amalan kebaikan yang sudah kita lakukan. Mari kita siapkan dengan keimanan yang kuat agar ibadah di Ramadan semakin kuat.

Diharapkan, kita jadi terbiasa salat berjamaah di masjid. Serasa di bulan Ramadan begitu ringan kita melangkahkan diri untuk salat berjamaah di masjid, bahkan ingin sekali berlama-lama di masjid.

Mari sejak sekarang rajin membaca Alquran. Agar Ramadan bisa membiasakan tadarrus dan khatam Alquran satu kali atau bahkan sampai tiga kali.

Mari mulai sekarang perbanyak qiyamullail agar satu bulan penuh kita bisa menjalankan salat malam dan begitu ringan langkah ini, bahkan masjid pun penuh dengan jamaah untuk menjalankan qiyamullail.

Mulailah dari sekarang banyak berbuat kebaikan, membantu sesama dan gemar mengeluarkan zakat, infaq, dan sadaqah.

Salah satu tanda kemulaian hamba-Nya adalah di mana seseorang itu bisa memberikan kemanfaatan kepada sesama.

Subhanallah, di bulan Ramadan pasti terasa sekali kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan sangat nikmat sekali. Terasa ringan kita berzakat, bersedekah, dan membantu sesama. Semoga kita sudah siap menghadapinya.

Ya Allah yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.” (HR Muslim).

Ditulis oleh Romdlon Hidayat, M.Sc, General Manager Kemitraan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).
(//ton)

Masih Banyak Nikmat yang Ada Pada Diri Anda

Renungkalah nikmat-nikmat yang besar dari Allah dan karunia-Nya yang berlimpah atas diri Anda, kemudian bersyukurlah Anda Kepada-Nya atas semua nikmat itu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya diri Anda pada hakikatnya penuh dengan limpahan karunia dari-Nya.

Allah SWT telah berfirman:”Jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitungnya.”(QS. 14:34) “Dia telah memberikan nikmat-Nya secara sempurna kepada kalian, baik yang lahir maupun yang batin.”(QS. 31:20) “Apapun nikmat yang kalian terima, semuanya berasal dari Allah. “(QS. 16:53)

Allah SWT telah menegaskan pula kepada hamba-Nya bahwa Dia telah melimpahkan berbagai macam nikmat kepadanya: “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah, dan dua buah bibir; dan Kami telah menjelaskan kepadanya dua jalan (kebaikan dan keburukan melalui akalnya)?”(QS. 90:8-10).

Nikmat yang melimpah-ruah telah Anda rasakan, yaitu nikmat hidup, nikmat kesehatan, nikmat pendengaran, nikmat penglihatan, nikmat dua tangan dan dua kaki, nikmat merasakan enaknya air, udara, dan makanan, dan yang paling besar dari kesemuanya adalah nikmat beroleh hidayah Tuhan, yaitu memeluk agama Islam.

Seorang yang bijak mengatakan: “Maukah bila kedua mata Anda, kedua telinga Anda, kedua kaki Anda kedua tangan Anda, dan hati Anda, masing-masing darinya ditukar dengan semilyar dollar?” Artinya, batapa berlimpahnya harta yang Anda miliki. Akan tetapi, apakah Anda telah menunaikan syukurnya kepada yang telah menciptakan semuanya itu bagi Anda?.

Disarikan dari Buku Laa Tahzan, Jangan Bersedih
(//mbs)

Puasa, PNS Jangan Berleha-leha

LEMBANG-Bupati Bandung Barat, Abubakar mengingatkan pada semua bawahannya, menjelang  bulan suci Ramadan yang tinggal menyisakan satu minggu lagi, semua pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintahan Kabupaten Bandung Barat agar tidak mengendurkan semangat kerjanya meskipun harus menahan lapar dan haus saat bekerja pada bulan puasa.

"Menjalankan tugas dikala berpuasa merupakan ibadah, sehingga tidak ada alasan untuk bermalas-malasan, khususnya bagi semua PNS yang berada di lingkungan pemerintahan Kabupaten Bandung Barat," kata Abubakar saat ditemui di Lembang, kemarin.

Abubakar mengatakan, pelayanan prima kepada masyarakat tetap harus dilaksanakan dengan baik sesuai standar operasional procedural (SOP) yang telah dimiliki oleh masing-masing instansi sesuai tugas pokok dan fungsinya (tuposi) masing-masing.

Ia juga mengingatkan pada para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk bersikap tegas terhadap para anak buahnya dengan memberian teguran bahkan saksi  sesuai dengan yang berlaku di setiap satuan kerjanya.

Selain adanya tidakan tegas dari pimpinannya, Abubakar juga sangat berharap adanya pengawasan dari masyarakat luas mengenai kedisiplinan PNS pada saat bulan puasa nanti. Ia juga mengajak media massa untuk lebih tajam lagi dalam memantau sikap para bawahannya.

Hal itu dilakukan agar para PNS itu  ditumbuhkan rasa malu dan tanggung jawab bagi para aparat disamping pengawasan rutin yang dilakukan di bawah kepemimpinannya.

“Jika diperlukan, saya akan mengajak media massa  untuk mengekspos siapa saja atau dinas mana saja yang terlihat tidak serius bekerja pada saat menjalankan ibadah puasa nanti,” jelas Abubakar.

Meski pun terus mengingatkan agar tidak mengendurkan semangat bekerja, Abubakar menegaskan bahwa pemerintah daerah  melalui dirinya tidak ingin  terlalu memforsir tenaga para bawahannya tersebut.

Agar tidak terlalu memforsir tenaga dan pikiran para bawahannya itu, ia akan  berkoordinasi dengan badan kepegawaian daerah (BKD) mengenai aturan jam kerja PNS pada saat menjalankan ibadah puasa.

"Kita sesuaikan jadwalnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Meski mereka (PNS) harus tetap serius dan giat dalam bekerja namun saya juga tidak akan terlalu memforsir tenaganya. Sehingga pekerjaan yang mereka lakukan tidak akan mengganggu ibadah puasa para PNS ini," pungkasnya. (dep)

Pertimbangkan Ketentuan Baru Pemecatan PNS

JAKARTA - Ke depan aparatur PNS tidak bisa lebih bekerja seenaknya. Pemerintah mempertimbangkan ketentuan baru untuk menjaga kinerja PNS. Di antaranya adalah memberikan hukuman pemecatan bagi PNS dengan kinerja buruk selama empat tahun berturut-turut.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar tidak menampik munculnya wacana ketentuan kinerja PNS tadi. "Tetapi masih memerlukan kajian yang mendalam lagi," kata menteri sekaligus kader Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

 Azwar menjelaskan, prinsip aturan baru tadi adalah dalam rangka reformasi birokrasi. Sebab sampai saat ini muncul anggapan bahwa bekerja sebagai PNS itu cukup stagnan saja. "Kita harus ubah anggapan bahwa PNS itu diam saja digaji. Itu tidak boleh diteruskan dalam rangka reformasi birokrasi," ujarnya.

Menurut Azwar saat ini pemerintah masih fokus menata PNS yang sudah suda ada. Dia mengatakan pemerintah tidak akan menetapkan ketentuan keras dengan menghabisi PNS-PNS dengan kinerja yang buruk. Tetapi yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menyaring PNS baru supaya tidak mengikuti ritme kerja PNS-PNS lama yang tidak bisa menjaga kinerja.

"Biarkan PNS-PNS yang kerjanya lama itu pensiun. Tetapi PNS-PNS baru harus kita jamin memiliki kinerja yang bagus," jelas Azwar. Dia mengatakan para PNS dengan kinerja bagus jangan  menghawatirkan urusan gaji. Sebab pemerintah terus memperbaiki sistem pencairan tunjangan kinerja atau remunerasi.

Selama ini pencairan tunjangan kinerja menggunakan model pukul rata. Meskipun kinerja berbeda tetapi memiliki pangkat dan golongan sama, maka tunjangan kinerja yang diterima sama.

Tetapi ke depan, Azwar mengatakan setiap PNS memiliki sistem penilaian kinerja sendiri-sendiri. Sehingga tunjangan kinerja yang diterima benar-benar sesuai dengan kinerjanya melayani masyarakat. (wan)